Tampilkan postingan dengan label Danone Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Danone Indonesia. Tampilkan semua postingan

Zat Peningkat dan Penghambat Penyerapan Zat Besi dalam Menghadapi Anemia



1. Pendahuluan

Tubuh manusia merupakan mesin alami yang sangat kompleks. Hingga saat ini tak ada satu pun mesin buatan manusia yang lebih kompleks dibanding berbagai metabolisme yang terjadi di dalam tubuh manusia.

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa, agar mesin tubuh manusia bisa beroperasi dengan baik, maka dibutuhkan dua jenis zat, yakni makronutrien dan mikronutrien. 

Makronutrien adalah segala zat atau nutrisi yang diperlukan dalam jumlah banyak. Karbohidratnya, lemak, dan protein merupakan makronutrien esensial yang diperlukan oleh tubuh, guna menghasilkan energi tubuh. 

Sedangkan mikronutrien adalah segala zat atau nutrisi yang diperlukan dalam jumlah kecil. Vitamin dan mineral merupakan dua jenis mikronutrien bagi tubuh.

Meskipun jumlahnya sedikit, mikronutrien mempunyai peranan yang sangat penting bagi tubuh. Di dalam tubuh, mikronutrien berperan dalam mengatur fungsi sistem imun, sistem reproduksi, pembentukan hormon, dan aktivitas enzim. 

Tubuh manusia tidak mampu memproduksi mikronutrien sesuai dengan kebutuhan tubuh. Oleh sebab itu, perlu diasup melalui makanan dan atau suplemen. 

Kekurangan mikronutrien dapat menyebabkan masalah yang serius bagi tubuh. Hal ini disebabkan, kekurangan mikronutrien membuat daya tahan tubuh menurun sehingga rentan terserang penyakit. Pada kondisi tertentu, kekurangan mikronutrien, bisa menyebabkan kematian.

Menurut WHO (World Health Organization), terdapat lebih dari 2.000 juta penduduk dunia yang mengalami kekurangan vitamin dan mineral, terutama vitamin A, iodium, zat besi, dan seng (zink).

Ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak berusia di bawah 12 tahun, merupakan kelompok yang paling banyak mengalami kekurangan mikronutrien. Hal ini disebabkan mereka membutuhkan lebih banyak mikronutrien dibanding kelompok lainnya, namun jumlah yang tersedia sedikit.

 

2. Anemia

Salah satu masalah kesehatan yang terjadi karena kekurangan mikronutrien adalah anemia atau yang dikenal pula dengan sebutan 'kurang darah". Saat ini anemia menjadi masalah nasional, sehingga perlu dihadapi bersama-sama demi terciptanya generasi yang sehat dan kuat.

Sebenarnya bukan hanya Indonesia. Anemia telah menjadi masalah serius di banyak negara.

Anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat. Anemia juga bisa terjadi jika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik.

Di dalam sel darah merah terdapat sebuah protein kaya zat besi, yang disebut hemoglobin (Hb). Hemoglobin bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Hemoglobin juga yang memberi warna pada sel darah merah. Singkatnya, sel darah merah bisa berwarna merah karena ada hemoglobin. Tanpa hemoglobin, sel darah merah tidak akan berwarna merah.

Kadar hemoglobin dalam darah setiap orang berbeda-beda, tergantung pada umur dan jenis kelamin.

Kadar hemoglobin bayi yang baru lahir adalah 17-22 gram per desiliter (g/dl), pada anak-anak 11-13 g/dl, pria dewasa 14-18 g/dl, dan wanita dewasa 12-16 g/dl.

Seseorang dikatakan telah mengalami anemia, jika kadar hemoglobin darahnya kurang dari nilai tersebut.

Kadar hemoglobin seseorang hanya dapat diketahui melalui tes darah lengkap, yang diawali dengan mengambil sampel darah dari pembuluh darah vena pada lengan.

 

3. Dampak Buruk Anemia


Anemia bisa menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang jenis kelamin dan usia. Meskipun demikian, sebagian besar penderita anemia saat ini adalah anak-anak dan ibu hamil.

Dampak buruk anemia pada manusia, terutama anak-anak, sangat banyak. Beberapa diantaranya sebagai berikut. 

- Menurunnya daya tahan tubuh. 

- Menurunnya tingkat kebugaran tubuh. 

- Meningkatnya masalah infeksi dalam tubuh. 

- Menurunnya kinerja dan prestasi. 

 

Selain yang dampak di atas, masih terdapat dampak buruk lain bagi ibu hamil penderita anemia, yakni sebagai berikut.

- Pre eklamasia

- Prematur

- Infeksi

- Gangguan pertumbuhan janin

- Gangguan fungsi jantung 

- Pendarahan pasca melahirkan

 

4. Zat Besi

Zat besi memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan hemoglobin. Tanpa kehadiran zat besi, hemoglobin tidak dapat diproduksi.

Sama seperti mikronutrien yang lain, zat besi tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus dipasok dari luar, melalui makanan dan atau suplemen.

Jumlah kebutuhan zat besi harian setiap orang berbeda-beda, tergantung pada jenis kelamin dan usia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel di bawah ini.

Kelompok Umur

Kadar Besi (Fe)

(mg)

 

Bayi / anak

 

0 – 5 bulan

0,3

6 – 11 bulan

11

1 – 3 tahun

7

4 – 6 tahun

10

7 – 9 tahun

10

Perempuan

 

10 – 12 tahun

8

13 – 15 tahun

15

16 – 18 tahun

15

19 – 29 tahun

18

30 – 49 tahun

18

50 – 64 tahun

8

65 – 80 tahun

8

80+

8

Hamil (+an)

 

Trimester 1

+0

Trimester 2

+9

Trimester 3

+9

Menyusui (+an)

 

6 bulan pertama

+0

6 bulan kedua

+0

 

Tabel Kebutuhan zat besi harian tubuh

 

Berdasarkan Tabel di atas bisa diketahui bahwa jumlah zat besi harian yang dibutuhkan oleh setiap orang sangat sedikit. Meskipun demikian, 50% penderita anemia di dunia adalah karena kekurangan zat besi. Jenis anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi disebut anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi bisa terjadi karena asupan zat besi melalui makanan atau suplemen kurang memadai.

Ketika jumlah zat besi yang tersedia sedikit, maka jumlah hemoglobin yang terbentuk juga sedikit. Karena jumlah hemoglobin sedikit, maka oksigen yang dipasok ke jaringan tubuh juga sedikit. Akibatnya tubuh akan lemah, lemas, dan sesak napas karena kekurangan oksigen.

 

5. Zat Besi Heme dan Non-heme

Dalam acara "Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi", Dr. dr. Diana Sunardi, MGizi, SpGK, dokter spesialis gizi klinik Indonesian Nutrition Association (INA), menjelaskan bahwa terdapat 2 sumber zat besi yakni zat besi heme dan zat besi non-heme. 

Zat besi heme adalah zat besi yang bersumber dari hewan (hewani), sedangkan zat besi non-heme merupakan zat besi yang bersumber dari tumbuhan (nabati).

 

Pada acara, kerja sama antara Danone Indonesia dengan INA dalam rangka merayakan Hari Gizi Nasional tersebut, dr. Diana juga memaparkan jenis makanan dan kandungan zat besinya. Jenis bahan makanan dan kandungan zat besi-nya disajikan pada Tabel di bawah ini.

Sumber Zat Besi

Nama Bahan

Kadar

(mg/100)

Hewan (Hewani)

Daging ayam

Daging sapi

Daging domba

Hati ayam

Hati sapi

Hati domba

Ikan salmon

1,03

2,06

1,57

8,99

4,9

7,37

0,38

Tumbuhan (Nabati)

Bayam

Wortel

Kangkung

Tempe

Tahu

Brokoli

Asparagus

Jamur

Daun singkong

Kecipir

Kacang buncis

2,71

0,3

1,47

2,7

1,98

0,36

2,14

0,5

4,09

13,44

1,8

 

Tabel Bahan makanan sumber zat besi

 

6. Penyerapan Zat Besi

Penyebab terjadinya anemia difisiensi besi bervariasi. Secara umum terdapat 4 hal yang dapat menyebabkan terjadinya masalah tersebut, yakni sebagai berikut. 

1. Kehilangan zat besi melalui darah, misalnya karena menstruasi, terluka, peradangan lambung, kanker usus, ataupun wasir.

2. Kehilangan zat besi karena hamil. 

3. Mengkonsumsi makanan yang rendah zat besi. 

4. Tubuh tidak menyerap zat besi.

 

Dalam keadaan normal, zat besi heme mudah diserap tubuh, sedangkan zat besi non-heme sukar diserap oleh tubuh.

Laju penyerapan zat besi non-heme, tergantung pada kehadiran zat-zat lain. Dalam tubuh terdapat zat yang mampu memperlambat penyerapan zat besi non-heme, dan adapula zat yang dapat mempercepat penyerapan zat besi non-heme.

Zat yang mampu menghambat dan mempercepat penyerapan zat besi non-heme ditunjukan pada Tabel di bawah ini.

Penghambat Penyerapan

Peningkat Penyerapan

 

§  Fitat

§  Tannin

§  Polifenol

§  Kalsium

§  Seng (zink)

§  Asam askorbat (Vit C)

§  Asam sitrat

§  Komponen makanan lain

 

Tabel Zat penghambat dan peningkat penyerapan zat besi non-heme

 

Kehadiran zat penghambat, membuat tubuh tak mampu menyerap zat besi secara maksimal. Akibatnya tubuh tetap kekurangan zat besi meskipun asupannya sudah sesuai dengan ambang batas yang dianjurkan.

Walaupun demikian, kita tak perlu berkecil hati karena masih ada zat lain -vitamin C dan asam sitrat- yang mampu meningkatkan penyerapan zat besi non-heme di dalam tubuh.

 

Selain vitamin C dan asam sitrat, anak-anak usia 1-12 tahun,disarankan untuk mengkonsumsi pula susu pertumbuhan.

Salah satu susu pertumbuhan yang disarankan adalah SGM Eksplor Pro-gress Maxx dengan IronC. Kombinasi unik zat besi dan vitamin C dalam susu pertumbuhan ini, dapat membantu menyerap nutrisi-nutrisi yang penting bagi tubuh.


BACA JUGA:

Bahaya Anemia Pada Anak

Peranan Usus Buntu yang Sering Diabaikan Manusia

12 Manfaat Madu Bagi Tubuh Manusia

Mengapa Madu Tidak Boleh Diberikan Kepada Bayi?

Tes Amonia Dalam Darah Untuk Mengetahui Fungsi Hati

Jangan Dibuang! Bagian Putih Semangka Kaya Akan Nutrisi

Berapa Banyak Garam Dapur yang harus Dimakan Tiap Hari?

Solusi untuk Penyakit Kulit Bisa Tepat Di Bawah Hidung Anda

Pentingnya Suplemen Magnesium bagi Tubuh Manusia

14 Cara Menurunkan Tingkat Gula Darah Secara Alami

14 Manfaat Kesehatan Kopi Bagi Tubuh


Bahaya Anemia Pada Anak

Gambar Si kecil yang lagi bermain (Dokumen Pribadi)

Matahari di sini bersinar terang. Setiap pagi, siang, dan sore selalu sama. Selalu indah dan terang. Setiap kali menatap matahari aku selalu bertanya pada diri sendiri. 

"Akankah masa depan anakku selalu bersinar indah seperti matahari?" gumanku suatu hari dikala sang mentari akan tenggelam di ufuk barat. "Apa yang harus aku lakukan agar mimpi-mimpinya bisa terwujud?" lanjutku. 

"Bisa saja. Jika kita selalu memberikan dia makanan dengan gizi seimbang dan kaya akan zat besi, sehingga ia terhindar anemia" jawab sang istri yang saat itu bersamaku menghantar kepergian sang mentari ke pembaringannya.

Aku tertegun berusaha mencerna setiap kata yang diucapkan orang ku cintai ini.

"Apa itu anemia? Bagaimana kaitan antara zat besi dengan anemia?" Tanyaku dalam hati. Aku tak menanyakan hal itu kepada istriku, karena tak ingin merusak momen indah sunset saat itu.

Setelah beberapa hari mencari kesana kemari, akhirnya saya menemukan jawabannya. Pencarian panjang tersebut saya rangkum membentuk artikel ini.

 

1. Apa itu anemia? 

Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah yang sehat di dalam tubuh sangat sedikit. Sel darah merah memiliki hemoglobin yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Oleh sebab itu, seseorang yang mengalami anemia akan kekurangan oksigen tubuh. Pada akhirnya sel-sel tubuh tidak bekerja secara maksimal karena kurangnya pasokan oksigen. 

 

2. Penyebab Terjadinya Anemia Pada Anak

Anemia pada anak dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebab paling umum adalah kekurangan zat besi. 

Zat besi merupakan komponen paling penting dari molekul hemoglobin. Tanpa kehadiran zat besi tubuh tidak mampu memproduksi hemoglobin. Tanpa hemoglobin oksigen tidak dapat diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.


Tubuh manusia tidak dapat memproduksi zat besi, sehingga perlu dipasok dari luar. Jika asupan zat besi dari luar tidak memadai, maka tubuh akan kekurangan zat besi. Karena zat besi yang tersedia sedikit, maka jumlah hemoglobin yang mampu diproduksi oleh tubuh juga sedikit. 

Anemia yang terjadi karena asupan zat besi yang buruk atau kurang memadai disebut anemia defisiensi zat besi (Iron Deficiency Anemia).


Penyebab kurangnya zat besi pada anak bisa dirangkum sebagai berikut.

- Asupan makanan yang kaya akan zat besi rendah.

- Si kecil termasuk pemilih makanan (picky eater).

- Asupan makanan yang tidak bervariasi.

- Asupan makanan didominasi dengan pangan nabati.

- Kurangnya asupan vitamin C. 

- Konsumsi sumber fitat yang berlebihan.

- Konsumsi sumber tanin (kopi, teh) berlebihan. 

- Konsumsi makanan yang kandungan gizinya tidak seimbang. 

 

Selain pengaruh asupan makanan dan minuman, anemia defisiensi zat besi dapat terjadi karena adanya kondisi tertentu yang membuat terganggunya penyerapan zat besi. Kondisi tertentu yang dimaksud, bisa berupa sakit, infeksi, ataupun penyakit kronis. Contohnya adanya tukak lambung dan pendarahan kronis yang lambat (kanker usus besar, kanker rahim, polip usus, wasir, dan lain sebagainya).

 

3. Gejala Anemia Pada Anak

Secara umum gejala anemia pada anak dapat diketahui dari beberapa tanda berikut, yakni:

- Rewel

- Kelelahan

- Sering mengantuk

- Tidak aktif bergerak

- Pucat atau kekuningan

- Kelopak mata pucat

- Pusing (sakit kepala)

- Tidak ada nafsu makan

- Sesak napas

- Tekanan darah rendah 

- Detak jantung cepat

- Pembesaran limpa

- Gangguan pertumbuhan 

- Gangguan konsentrasi

 

4. Dampak Jangka Panjang Anemia Pada Anak


Anemia yang menyerang si buah hati mempunyai efek jangka panjang yang menakutkan. Beberapa diantaranya sebagai berikut. 

- Menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit.

- Menurunnya kebugaran tubuh.

- Infeksi meningkat.

- Menurunnya kinerja dan prestasi.

 

5. Upaya Mengatasi Anemia Pada Anak

Anak-anak merupakan harapan bangsa. Anak-anak adalah pemilik masa depan. Dimasa yang akan datang, bahu merekalah yang akan memikul semua cita-cita bangsa ini.

Mampukah mereka memikul semua itu, jika tubuh mereka terserang anemia?

Saya ragu mereka mampu. Anemia, bisa saja membuat bangsa ini letih, lesu, lemah, dan tak berdaya menghadapi perubahan-perubahan yang terus terjadi. Perubahan yang kian hari, kian cepat.

Demi terciptanya generasi yang kuat dan sehat, maka mata rantai anemia harus diputuskan. Rantai anemia yang membelenggu bangsa ini harus dihancurkan secara bersama-sama. Berbagai sektor perlu bahu membahu guna melawan anemia yang mengancam masa depan anak-anak, nusa dan bangsa ini.


Dalam merayakan Hari Gizi Nasional, Danone Indonesia bekerja sama dengan Indonesian Nutrition Association (INA) memperkuat kontribusinya melalui peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya nutrisi dan edukasi lintas generasi untuk mewujudkan Indonesia sehat.

Salah satu paparan Dr. dr. Diana Sunardi, MGizi, SpGK, dokter spesialis gizi klinik INA, dalam acara, Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi adalah berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam rangka penanganan anemia dan masalah gizi lainnya. Berbagai upaya tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini.


Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa, penanganan anemia dan masalah gizi lainnya, dimulai sejak kehamilan hingga memasuki usia lansia.

 

6. Zat Peningkat dan Penghambat Penyerapan Zat Besi

Berdasarkan sumbernya zat besi dibagi menjadi 2 kelompok besar yakni zat besi heme dan zat besi non-heme. Zat besi heme merupakan zat besi yang berasal dari hewan, sedangkan zat besi non-heme merupakan zat besi yang berasal dari tumbuhan.

Di dalam tubuh, zat besi heme mudah diserap, sedangkan zat besi non-heme sulit diserap. Penyerapan zat besi non-heme akan meningkat jika terdapat asam askorbat (vitamin C), asam sitrat, dan komponen-konponen makanan lainnya. Begitupun sebaliknya, penyerapan zat besi non-heme akan terhambat jika terdapat fitat, tanin, polifenol, kalsium, dan seng (zink).

 

7. Kesimpulan

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menghadapi anemia pada anak adalah sebagai berikut. 

1. Memastikan asupan makanan dengan gizi seimbang. 

2. Memberikan kepada anak makanan yang kaya akan zat besi dan vitamin C. 

3. Bila terlihat gejala anak mengalami anemia segera diantar ke puskesmas atau dokter.

4. Mengkonsumsi suplemen Fe yang disarankan oleh dokter.

5. Mengkonsumsi susu pertumbuhan secara teratur.

6. Selalu mengikuti posyandu.

7. Melakukan fortigasi makanan/PMT.

 

BACA JUGA:

- Zat Peningkat dan Penghambat Penyerapan Zat Besi dalam Menghadapi Anemia

- Peranan Usus Buntu yang Sering Diabaikan Manusia

- 12 Manfaat Madu Bagi Tubuh Manusia

- Mengapa Madu Tidak Boleh Diberikan Kepada Bayi?

- Tes Amonia Dalam Darah Untuk Mengetahui Fungsi Hati

- Jangan Dibuang! Bagian Putih Semangka Kaya Akan Nutrisi

- Berapa Banyak Garam Dapur yang harus Dimakan Tiap Hari?

- Solusi untuk Penyakit Kulit Bisa Tepat Di Bawah Hidung Anda

- Pentingnya Suplemen Magnesium bagi Tubuh Manusia

- 14 Cara Menurunkan Tingkat Gula Darah Secara Alami

- 14 Manfaat Kesehatan Kopi Bagi Tubuh


IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *